Sunday, October 23, 2011

A little answer for a big reason

Hari ini.. Minggu, 23 Oktober 2011. Hari Minggu, identik dengan hari bersenang-senang dan waktu luang. Hari di mana semua orang ingin menghabiskan waktu untuk apa yang ingin mereka lakukan. Hari di mana mereka tunggu, dan mereka tinggalkan secara periodik. Tapi, hari ini... tidak semua orang bisa meninggalkan hari Minggu begitu saja. Marco Simoncelli, pria bernyali tinggi ini tidak bisa lagi meninggalkan hari Minggu untuk hari berikutnya, tapi tampaknya ia harus meninggalkan hari Minggu ini untuk berhenti, dan selamanya. Apa daya manusia untuk tahu dan mengerti tentang kapan dan di mana dia akan berhenti. Terkadang, seseorang akan berhenti sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan. Sama halnya dengan Simoncelli, seorang pembalap muda MotoGP yang harus berhenti di dunia ini di sirkuti Sepang malaysia. Saat itu Simoncelli sedang mengikuti Grand Prixx yang di adakan di negeri jiran ini. Sesuai dengan profesinya, ia meninggal di sirkuit dan tentunya sedang melakukan pekerjaannya. Memang, tak banyak orang yang meninggal dengan cara yang sesuai dengan profesinya, namun tak sedikit pula orang yang meninggal dengan cara yang sangat sesuai dengan profesinya. Kembali lagi ke Simoncelli, pembalap muda asal Italia ini memulai karirnya sejak tahun 2002 di kelas 125cc World Championship. Sepanjang empat tahun berlaga di kelas ini, pembalap yang bergabung di tim Aprilia ini sukses menang sebanyak tiga kali dan tujuh kali naik podium dari 50 kali tampil. Pada tahun 2006, Pembalap yang akrab disapa Super Sic ini naik kelas ke 250 World Championship. Bersama tim Gilera, sepanjang keikutsertaannya di kelas ini, Simoncelli berhasil memenangi 12 laga dan 22 podium dari 64 serie yang diikutinya. Simoncelli berhasil menjuarai 250 World Championship pada musim 2008 dengan memetik 280 poin. Di musim itu, ia mampu memenangi 6 seri balapan. Namun sayangnya, di musim selanjutnya, ia tidak dapat mengulangi suksesnya. Simoncelli harus puas berada di urutan ketiga klasemen akhir 2009.
Dan.. kepergian Simoncelli ini, mengingatkanku pada beberapa orang dengan berbagai alasan maupun cerita yang berbeda.
  1. Kepergian Simoncelli mengingatkanku pada kepergian pembalap asal Jepang, Daijiro Kato. Meskipun kepergiannya terjadi saat aku masih berumur 9 tahun, tapi setidaknya aku masih ingat berita tentang kepergiannya yang ditayangkan lewat stasiun televisi. Sama seperti Simoncelli, Kato juga meninggal pada tahun keduanya bersama Gresini sekaligus ajang MotoGP. 
  2. Kepergian Simoncelli mengingatkanku pada salah satu temanku yang berprofesi sebagai pembalap (bukan pembalap MotoGP). Saat itu aku sedang menonton dia berlaga di sirkuit. Sa'at sedang seru-seunya, ada lawannya yang terjatuh. Safety team saat itu kurang bergerak tangkas, akibatnya teman-temannya melindas anak yang jatuh tadi (termasuk temanku). Namun, pada saat itu temannku masih menyempatkan untuk menoleh ke arah lawannya yang jatuh tadi. Masih ada rasa khawatir mungkin. Nah, dari salah satu sumber diberitakan bahwa Simoncelli tertabrak / terpental ke motor Collin Edwards. Menurutku itu hampir sama dengan kejadian yang dialami temanku. Tapi, apakah saat itu Collin Edwards juga merasa khawatir ? (yang ini agak ga jelas :p)
  3. Yang ke tiga ini, yang menurutku paling penting. Kepergian Simoncelli mengingatkanku akan pesan seseorang yang amat sangat aku cintai. Sejujurnya aku hampir pernah terjun ke dunia balap. Saat itu aku masih 12 tahun. Aku memang tertarik untuk terjun ke dunia itu. Mungkin, darah itu menurun dari salah satu anggota keluargaku. Namun, orang yang sangat kuharapkan untuk mendukungku, melarangku dengan keras. Sedikitpun dia tak pernah mendukung bahkan mengijinkanku untuk turun ke dunia itu. Mungkin aku bisa disebut sebagai tipe orang yang penurut. Karena aku memang menuruti semua keinginan orang itu. Sampai sekarangpun, terkadang aku masih tetap ada keinginan untuk terjun ke dunia itu. Namun, kejadian hari ini, kejadian yang menimpa seseorang yang terjun di dunia itu, mulai menyadarkanku. Mengapa seseorang itu melarangku dengan keras untuk terjun ke dunia itu. Dunia itu sangat berisiko tinggi untuk sebuah kehidupan.
Ya.. intinya hanya satu , DIA MENYANYANGIKU, HIDUPKU DAN TENTUNYA NYAWAKU. Finally I find A LITTLE ANSWER FOR A BIG REASON , why don't you permit me to go there. Thanks a lot ! :'*